Thursday, October 22, 2009

Jadi Paskibra, kenapa tidak?

Khusus tugas pengibaran dan penurunan bendera pusaka di Istana Merdeka, di ibu kota provinsi/kabupaten/kota, dalam upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan salah satu upaya pembinaan pemuda, khususnya di bidang pembinaan karakter dan pembinaan bangsa. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan proses pembinaan sebagai pemimpin yang tangguh, berkepribadian Pancasila, berdisiplin nasional, berwatak yang kuat, tebal rasa harga diri dan kebangsaan nasionalnya. Mereka juga dibina untuk bersikap mental tenggang rasa, hemat dan bersahaja, bekerja dan belajar keras, cermat, tertib, penuh rasa pengabdian, jujur dan kewiraan.

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) adalah salah satu komponen penting dalam rangka upacara peringatan proklamasi. Pasukan ini terdiri atas putra/putri terpilih seluruh Indonesia, didampingi kelompok Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlatih.

Karena tugas pengibaran Bendera Pusaka merupakan tugas mulia dan sebagai suatu kehormatan bagi pemuda yang akan dibebani tanggung jawab hari depan bangsa dan negara, kepadanya diberi landasan kesadaran akhlak yang kuat bahwa mereka akan benar-benar menjadi perwira bangsa dan pemuda Indonesia yang ber-Pancasila. Untuk maksud tersebut, para pemuda diberikan latihan kepemimpinan dan keterampilan tingkat pemuka/perintis pemuda.

Sasaran pembinaan Paskibraka yang hendak dicari diibaratkan oleh Idik Sulaeman seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, dalam jangka pendek, sasaran pembinaan Paskibraka adalah pelaksanaan pengibaran Bendera Pusaka. Di sisi lain, dalam jangka panjang adalah memberikan bekal kepada generasi muda agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai calon-calon pemimpin bangsa yang berjiwa merah putih. Untuk mencapai hal tersebut, dalam pembinaan Paskibraka diberi bekal tentang pengetahuan baris-berbaris, kepemudaan, kepemimpinan, kepaskibraan, etika, nasionalisme, Bendera Merah Putih, dan dasar-dasar pengembangan kepribadian.

Sebagai sumber daya insani, mereka adalah manusia-manusia pilihan. Anggota Paskibraka harus bisa mengaktualisasikan dirinya secara maksimal dalam melakukan pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia. Aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan manusia pada derajat yang paling tinggi. Tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan ini. Jika suatu saat orang bisa mencapai hal ini, akan berubahlah kualitas tentang aktualisasi dirinya. Keadaan inilah yang mendorong orang untuk selalu berprestasi secara terus-menerus tanpa henti.

Anggota Paskibraka terdiri atas pemuda pelajar SLTA yang berusia 17-20 tahun, serta lulus tes seleksi yang diadakan tim seleksi setempat. Kriteria umum pemilihan calon-calon anggota Paskibraka adalah (a) Akhlak ditinjau dari P4. 1) Mental/moral dapat dipertanggungjawabkan, 2) Menaati kewajiban agama yang dipeluknya, 3) Berbudi pekerti luhur dan bertingkah laku baik.

(b) Kepribadian, 1) Mudah dan pandai bergaul, 2) Bersahaja, sopan dan disiplin. (c) Kesehatan dan jasmani 1) Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk putri dan 165 cm untuk putra, 2) Tegap dan tidak cacat badan, juga tidak berkacamata, 3) Berbadan sehat, dinyatakan dengan surat keterangan dokter.

(d) Kemauan/prestasi, 1) Mahir baris-berbaris, 2) Memiliki kecakapan kepemimpinan, 3) Menghayati arti dan sejarah Proklamasi Republik Indonesia dan menghayati fungsi dan makna bendera kebangsaan Merah Putih, 4) Memiliki kemampuan akademik setingkat atau di atas rata-rata kelas.

Kondisi demikian seperi terurai di atas, menunjukkan sosok seorang Paskibraka terlahir dari suatu proses yang panjang dan penuh dengan tantangan.